Jumat, 23 Desember 2011

Jumat, 16 Desember 2011

Kode Morse, Tak kan pernah punah

(Feel free to copy any or all of this information if it would be helpful to you!)


KODE MORSE

TAK LEKANG DEK PANAS, TAK LAPUK DEK HUJAN


Oleh : Edy Kusuma - YD1XUH



Lebih dari seratus tahun yang lalu telah berkumandang tanpa henti apa yang disebut saat ini kode Morse, sebuah temuan ajaib untuk berkomunikasi pada awalnya, yang hingga saat ini telah menurunkan dan berkembang menjadi moda-moda lain yang modern dan canggih. Dan ajaibnya lagi kode Morse ini menjadi moda yang tetap popular di antara operator radio amatir di seantero jagad sampai saat ini dimana ia digunakan sebagai pola untuk memasukan pemancar dan mematikan dalam modus komunikasi radio dan sering disebut sebagai “gelombang kontinyu” atau “CW”, dalam pada itu pula moda ini dapat mengirim pesan dan atau berkomunikasi dengan cara yang paling sederhana, murah. Dapat menggunakan sebuah pemancar daya rendah dan penerima sederhana serta antena yang kesemuanya dirakit sendiripun, signal tone Morse sudah dapat menyampaikan pesan dengan jarak fantastis dan diluar dugaan.

Temuan Ajaib yang fantastik namun tetap sederhana dan murah


Tahun 1836 tepatnya, seorang seniman berkebangsaan Amerika bernama Samuel FB Morse bersama sejawatnya Joseph Henry seorang fisikawan serta Alfred Vail, mengembangkan sistim telegrafi listrik. Sistim ini mengirim pulsa arus listrik sepanjang kabel yang dikendalikan electromagnet yang terletak di ujung penerima dari sistim telegraf.

Tercatat dalam sejarah beberapa nama yang telah ikut mengembangkan moda ini, antara lain William Cooke, Charles Wheatstone pada tahun 1837. Pada saat itu kode Morse dikembangkan sehingga operator dapat menerjemahkan lekukan ditandai pada pita kertas kedalam pesan teks. Sampai dengan Alfred Vail memperluas fungsinya sehingga dapat digunakan lebih umum.

Apa yang disebut kode Morse saat ini sebenarnya agak berbeda dari apa yang awalnya dikembangkan oleh Vail dan Morse. Kode Morse Internasional dibuat standar pada saat Kongres Telegrafi Internasional pada tahun 1865 di Paris, Perancis, dan pada akhirnya Kode Morse Internasional dibuat standar oleh International Telecommunication Union (ITU).

Samuel Finley Breese Morse
Charlestown, Masschusetts, April 27, 1791

Died April 2, 1872 (aged 80), 5 West 22nd Street, New York, New York Nationality: American, Occupation Painter, Inventor

Known for : Morse Code, Influenced by : Charles Grafton Page

Spouse : Lucretia Pickering Walker and Sarah Elizabeth Griswold


Lain perdu.. lain pula ilalang, lain dulu.. lain pula sekarang, berawal dari Konferensi Dunia Komunikasi Radio 2003 (WRC-03) yang membuat persyaratan uji kemampuan kode Morse adalah optional, tidak lagi menjadi bagian wajib prosedur perizinan bagi keanggotaan amatir seperti diamanatkan ITU sebelumnya. Menjadikan kode Morse saat ini di banyak Negara sudah tidak diperlukan untuk diujikan lagi untuk seseorang yang berminat terdaftar sebagai anggota baru Amatir Radio.

Bahkan banyak intansi-instansi di seantero dunia yang dahulunya menjadikan kode Morse adalah alat vital dalam berkomunikasi telah tidak mempergunakannya lagi. Kode Morse telah digantikan teknik komunikasi digital yang lebih canggih dan efisien. Kode Morse tidak dapat bersaing dengan kecepatan tinggi, 56 dan 128-KB paket backbone, Amtor, PACTOR, Clover dan mode lainnya dari transmisi digital. Lebih Murah ? atau Lebih Mahal ? ah… itu soal lain.

Kenapa harus CW ?


Ditengah derasnya perkembangan teknologi informasi, bertambah canggihnya alat komunikasi serta murahnya biaya komunikasi, dimanakah letak keberadaan kode Morse saat ini ? dan apakah “sesuatu” yang membuat kode Morse (selanjutnya disebut CW) tetap mendapat tempat dihati maupun pikiran para penggiat Amatir Radio ? CW itu “kuno”, CW itu rumit dan sulit bahkan lambat dibanding teknologi digital modern.

Anda bisa saja setuju ataupun tidak setuju terhadap argument saya berikut ini; CW itu kuno… betul sekali, tidak ada yang menyangkal tapi CW tidak tinggal dalam sejarah masa lalu, CW masih tetap eksis dalam ruang-ruang tertentu dalam komunikasi, terutama dalam kumpulan Amatir Radio. CW sudah termasuk kedalam salah satu hobi yang hanya bisa dinikmati oleh seseorang yang memang hobi padanya. Tak ubahnya para pehobi lain seperti memancing, berburu dan lain-lain. Bahkan hobi tersebut sudah jauh lebih tua/lebih dulu ada dibanding CW. Bagi saya bekerja pada mode CW sudah termasuk kedalam kategori “kecanduan berat” dan karena satu dan lain hal jarang bagi saya untuk bekerja selain mode CW.

CW itu “kuno” tapi tidak tinggal dalam sejarah masa lalu


Banyak Mode yang terdapat dalam operasi keamatir radioan; SSB, FM, PSK-31, AM dan lain-lain, salah satunya adalah CW. Banyak sekali rekan-rekan dalam satu diskusi, obrolan, ragchewing pada frekuensi menganggap dan berpendapat CW adalah momok yang menakutkan, menyeramkan dan menyulitkan bagi mereka serta ada pula yang berpikir CW menghambat gerak kebebasan mereka di dunia Amatir Radio;sehingga mereka berkesimpulan CW itu harus dijauhi, dilupakan bahkan dihapuskan.

Saya pikir hal tersebut adalah kekeliruan yang tidak sengaja, masih dalam batas-batas wajar terutama di YB Land, karena kurangnya bimbingan, sedikitnya bahan bacaan, tidak adanya klub CW yang memadai menggiring mereka untuk berkesimpulan seperti tersebut diatas. Seperti kata pepatah “Tak kenal maka tak sayang” maka jadi wajarlah anggapan mereka seperti itu.

Padahal, CW ini adalah mode yang unik dan memiliki banyak keuntungan bagi penggunanya khususnya pada era sekarang; pertimbangkan hal berikut ini :

· >> CW pada kecepatan 25 WPM mengambil 100 Hz (pada -6db). Spektrum yang dibutuhkan untuk mentransmit satu voice sinyal SSB (2,7 Khz) dapat mewadahi lebih dari selusin sinyal CW. Sinyal FM sekitar 10 Khz. QSO dapat lebih banyak dihasilkan pada mode CW ini meski dalam bandwidth terbatas. Ada lagi kelebihan lain jika anda menggunakan bandwidth narrow.

· >> Peralatannya yang sangat sederhana adalah pemancar CW, pemancar hanya digunakan untuk menghasilkan Carrier yang dinyalakan dan dimatikan. Antena pun dapat dibuat sesederhana dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan, apalagi di perkotaan.

· >> EMC/RFI;banyaknya barang-barang elektronik berbagai jenis di rumah kita bahkan tetangga yang terganggu oleh pancaran kita. Semakin besar daya yang dipakai pada mode SSB besar kemungkinan dapat mengacau barang elektronik yang ada. Pada mode CW dengan daya yang sama atau lebih kecil anda dapat membukukan lebih banyak QSO tanpa mengacaukan barang elektronik yang ada.

· >> Ini yang paling Top markotop, anda tidak perlu menguasai bahasa Russia untuk dapat QSO dengannya, ataupun bahasa Jepang untuk ber QSO. Karena bahasa yang dipakai sudah dibakukan untuk keperluan seluruh dunia dengan bahasa yang berbeda-beda. Anda tidak pernah akan menemukan bunyi fonetik asing ditelinga karena lawan bicara tidak dapat melafalkan bahasa Inggris dengan sempurna, sehingga mesti berulang-ulang untuk dapat sempurna masuk log.

Komunikasi dalam Mode CW


Untuk dapat berkomunikasi dalam mode CW, diperlukan pemahaman tentang bahasa CW, yang utama dalam hal ini adalah menghapal bunyi. Bunyi tersebut hanya terdiri dari bunyi “Dit” untuk titik-titik yang terletak pada akhir karakter, “Di” untuk titik-titik yang terletak di awal atau internal karakter dan “Dah” untuk strip. Sebagai contoh :

M O D E C W

- --- -.. . -.-. .— dibaca : dah dahdahdah dahdidit dit dahdidadit didahdah

Perhatikan; bahwa ada gunanya dalam belajar membaca morse ditulis seperti diatas, bukan melapalkan dengan bunyi “dot” dan “dash” atau menghapal jumlah titik atau baris yang ada pada tiap karakter.

Untuk menguasai Bahasa CW adalah dengan menghapal bunyi


Berikut ini adalah urutan bunyi abjad dalam Kode Morse Internasional :

A ·–

J ·–––

S ···

2 ··–––

B –···

K –·–

T –

3 ···––

C –·–·

L ·–··

U ··–

4 ····–

D –··

M ––

V ···–

5 ·····

E ·

N –·

W ·––

6 –····

F ··–·

O –––

X –··–

7 ––···

G ––·

P ·––·

Y –·––

8 –––··

H ····

Q ––·–

Z ––··

9 ––––·

I ··

R ·–·

1 ·––––

0 –––––

Disamping Kode diatas juga terdapat singkatan yang sering digunakan dan kode Q untuk mempersingkat komunikasi CW :

ADR

address


GN

good night


RIG

station equipment

AGN

again


GND

Ground


RPT

repeat

BK

break


GUD

Good


SK

end of transmission

BN

been


HI

the telegraphic laugh


SRI

sorry

C

yes


HR

Here


SSB

single side band

CL

closing


HV

Have


TMW

tomorrow

CUL

see you later


HW

How


TNX-TKS

thanks

DE

from (French)


N

No


TU

thank you

DX

distance


NR

Number


UR

your

ES

and (French)


NW

Now


VY

very

FB

fine business


OM

old man


WX

weather

GA

go ahead


PSE

Please


XYL

wife

GB

good bye


PWR

Power


YL

young lady

GE

good evening


R

received as transmitted


73

best regards

GM

good morning


RCVR

Receiver


88

love and kisses

















· QRL : Apakah frekuensi dipergunakan ?

· QRM : Interference

· QSB : Fading

· QSL : Dimengerti/diterima

· QSY : Pindah frekuensi

· QRT : Berhenti mengudara

Alat Komunikasi Untuk Mode CW


Alat yang digunakan untuk komunikasi kode morse pada mode CW biasa disebut keyer, keyer adalah alat untuk sinyal dengan tangan, dengan cara menekan satu atau lebih switch. Dalam penggunaannya istilah “to key” berarti untuk mengaktifkan dan menon aktifkan gelombang pembawa.

Sejak awal keberadaan dan penggunaan kode Morse. Desain tombol telegraf telah dikembangkan seperti yang sekarang ada sampai beberapa jenis. Seorang seniman Amerika S.F.B. Morse bersama rekannya fisikawan Amerika J. Henry dan A. Vail pada tahun 1836, mengembangkan sistim telegrafi listrik. Sistim ini mengirim pulsa arus listrik sepanjang kabel yang dikendalikan electromagnet yang terletak di ujung penerima dari sistim telegraf.


Original Samuell Morse Telegraph

Foto dari : Wikipedia.org


Jenis Kunci (keyer) untuk berkomunikasi CW :

· >> Kunci Lurus (Straight Key) : Kunci lurus adalah kunci telegraf umum, kunci sederhana ini bergerak dengan pedal naik dan turun vertical, yang dibatasi oleh sebuah pegas, bunyi “dit” dan “dash” yang dihasilkan berasal dari tekanan lama dan singkatnya jemari kita memencet tombol.

· >> Kunci Sideswiper atau Sidewinder : Banyak dikenal dengan “Cootie” Kunci tuas bergerak horizontal kanan dan kiri atau sisi ke sisi. Kunci ini seperti kunci lurus dengan pergerakan horizontal.

· >> Kunci Bug atau Semi otomatis : Dikenal dengan “Vibroflex” sebenarnya adalah nama dari sebuah merek produsen. Kunci tuas bergerak horizontal kanan dan kiri. “dit” dihasilkan secara otomatis dengan cara mekanik sedang “dah” dan spasi dibuat secara manual.

· >> Kunci pedal tunggal – Begali HST : Kunci ini adalah pedal tunggal seperti kunci lurus, “dit” dan “dah” maupun spasi yang dihasilkan berasal dari rangkaian elektronik keyer tersendiri atau built in pada radio transmitter yang memiliki rangkaian tersebut. Kunci ini termasuk kedalam Kunci elektronik.

· >> Kunci Pedal Ganda – Iambic : Kunci ini berbentuk seperti kunci bug atau semi otomatik. Kunci ini memerlukan rangkaian elektronik sebagai penghasil “dit” dan “dah” maupun spasi. Terdiri dari dua pedal, sisi kiri menghasilkan “dit” dan kanan menghasilkan “dah”, kedua hasil bunyi tersebut dapat ditukar ke posisi sebaliknya tergantung keinginan pemakai. Disebut iambic karena kunci ini dioperasikan dengan cara memeras pedal-pedalnya bisa bergantian ataupun secara bersamaan. Contoh : untuk menghasilkan bunyi karakter C = dahdidahdit kita dapat menekan pedal kanan “dah” dan kiri “dit” dua kali bergantian, dengan kunci ini dapat dipersingkat dengan memeras kedua pedal secara bersamaan, melepas pedal pun bersamaan setelah bunyi karakter C terdengar. Iambic terdiri dari dua jenis yaitu : Iambic A dan Iambic B.

Untuk mulai pertama kali dalam mengetuk untuk menghasilkan bunyi karakter kode Morse, disarankan untuk memulainya dengan Kunci lurus atau straight key. Sampai benar-benar dihasilkan bunyi sesuai dengan Lima Unsur Kode Morse International, yaitu :

1. “dit” = 1 unit panjang;

2. “dah” = 2 unit panjang;

3. Antara titik dan garis dalam karakter = 1 unit durasi panjang;

4. Antara huruf = 3 unit panjang;

5. Antara kata = 7 unit panjang.

Pertukaran Laporan dalam Mode CW


Valid atau sahnya suatu komunikasi dalam mode CW untuk dapat dibukukan kedalam catatan (log) komunikasi antara lain : Tanda panggilan (Call sign), RST (Readability, Signal, Tone), Waktu (UTC) ini adalah unsur utama untuk dicatat, karena ini adalah hasil pertukaran antara anda dengan lawan komunikasi; sementara hal lain sudah lebih dulu anda tulis kedalam catatan (log) seperti tanggal, bulan, tahun, frekuensi, mode.

Selain catatan diatas sebagai syarat sahnya suatu komunikasi, mari kita bahas mengenai Readability, Signal, Tone dan biasa disingkat RST. RST adalah sebagai masukan dan atau bisa sebagai koreksi terhadap keadaan stasiun radio anda yang berhubungan dengan kondisi Pemancar dan suplai dayanya, kondisi/arah antena, alat ketuk yang dipakai sampai kepada kondisi propagasi di wilayah anda. Jika anda mendapat 599 artinya semua kondisi tersebut tidak terdapat kekurangan atau masalah. Lain halnya jika anda mendapat laporan 357, anda sebaiknya memeriksa ulang apa yang telah disebutkan tadi.

Lain halnya jika anda bertukar laporan dalam arena kontes, bagaimanapun juga apabila masing-masing telah mendapat mencatat atau bertukar tanda panggilan, laporan yang diketuk pasti adalah 599. Biasanya hal tersebut terdapat dalam aturan kontes bersangkutan.

Sistim pelaporan sinyal RST telah digunakan selama bertahun-tahun (sekitar 1934) sebagai metode singkat pelaporan Keterbacaan, Kekuatan Sinyal dan Nada (kualitas nada CW). Yang perlu digarisbawahi adalah berikanlah laporan yang jujur dan dapat dipertanggung jawabkan.

Berikut adalah susunan laporan RST, untuk membantu anda memberikan laporan yang akurat :

READABILITY - KETERBACAAN :

R1 Hampir tak terbaca

R2 Hampir terbaca, kata-kata sulit dibedakan

R3 Terbaca dengan tingkat kesulitan cukup

R4 Terbaca hamper sempurna

R5 Terbaca sempurna

SIGNAL STRENGTH – KEKUATAN SINYAL :

S1 Sinyal lemah hampir tak terlihat

S2 Sinyal sangat lemah

S3 Sinyal lemah

S4 Sinyal sedang, agak terbaca

S5 Sinyal cukup baik/terlihat

S6 Sinyal baik/terlihat

S7 Sinyal cukup kuat/terlihat

S8 Sinyal kuat/terlihat

S9 Sinyal sangat kuat/terlihat

TONE – NADA :

T1 60Hz( atau 50 Hz) Ac, terlalu kasar dan melebar .

T2 AC terlalu tajam, terlalu kasar.

T3 Bunyi AC tajam, searah (rectified) tetapi belum difilter.

T4 Bunyi kasar, difilter terbatas.

T5 AC searah dan difilter, tetapi modulasi dengan ripple (kriting) kuat

T7 Nada hampir murni, ada jejak ripple.

T8 Nada hampir sempurna, sedikit modulasi ripple.

T9 Nada sempurna, bebas modulasi ripple apapun.

Belajar singkat Kode Morse


Mempelajari kode Morse seperti mempelajari bahasa asing, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghapal bunyi dan melapalkan karakternya, dalam hal ini lapal dari karakter tersebut berupa bunyi “dit” dan “dah”. Dengar bunyinya lihat catatan cari bunyi karakter apakah itu. Dan cara cepat menghapal adalah dengan cara mendengar, mendengar dan mendengar bunyi.

Jangan dibalik seperti ini;anda menghapal A dengan bunyi “didah”, C dengan bunyi “dahdidahdit”, jika dibalik dengan cara ini dalam waktu tidak terlalu lama anda akan terjangkiti rasa frustasi karena tidak ada kemajuan.

CW memang bukan untuk semua orang, tapi tidak dibutuhkan IQ diatas 130 dan tidak diwajibkan mempunyai ijazah sarjana atau status social terpandang untuk dapat menguasai kode Morse, Apalagi “KKN” hi… Anda hanya harus mempunyai minat, niat dan disiplin yang tinggi untuk dapat menaklukan bunyi-bunyi kode Morse dengan berbagai variasi “speednya”.

Ada sejumlah teknik yang disarankan untuk membantu belajar kode Morse. Diantaranya adalah:

· >> Pelajari kode dalam kelompok, dimulai dengan huruf terdiri dari semua “dit” pertama, kemudian ke huruf dengan semua “dah” pertama.

· >> Pelajari kode dalam kelompok huruf yang memiliki suara terkait. Contoh : U (dididah), F (dididahdit).

· >> Dengarkan karakter kode Morse dikirim pada kecepatan tinggi, dengan jeda panjang antara masing-masing. Ini dikenal dengan metode Farnsworth.

· >> Unduh software, salin pada PC atau Laptop, kemudian siapkan waktu khusus untuk bercengkerama dengan bunyi-bunyi kode Morse yang dihasilkan software tersebut. Tidak perlu lama anda bercengkerama, yang penting adalah seberapa sering dan rutin waktu anda terjadwal.

Tentu anda membutuhkan software dalam menemani waktu-waktu menghapal karakter kode Morse, ada banyak software dapat di unduh gratis di internet, antara lain:

· Koch Methode dari G4FON

· MorseCat dari DK5CI

· CW Player dari F6DQM

· Morse dari FLTK


Belajar Kode Morse : tidak dibutuhkan IQ diatas 130 dan tidak diwajibkan mempunyai ijazah sarjana atau status social terpandang untuk dapat menguasai kode Morse, Apalagi “KKN” eiiit tidak bisa… malu atuh... hi…


Ringkasan


Kode Morse dalam hal ini CW, telah ada sejak seratus lebih tahun yang lalu namun tetap saja kita dapat mendengar bunyi karakter kode Morse berkumandang dan digunakan di banyak tempat maupun kesempatan. Apalagi di dalam dunia amatir radio, kode morse tetap ada dan selalu ada, ibarat pepatah “patah tumbuh, hilang berganti”, mode yang satu ini tetap menjadi idola.

Kita patut berterimakasih kepada OM Samuell FB Morse (almarhum), atas berkah Tuhan yang dilimpahkan kepadanya dan memberikan manfaatnya kepada banyak kalangan, sehingga dapat kita nikmati sebagai seni dan hobi sampai saat ini.


Patah tumbuh, Hilang berganti” kode Morse tetap menjadi Idola

Kelebihan-kelebihannyalah yang membuat mode ini selalu menarik untuk dikuasai. Mode ini termasuk unik, dapat diwujudkan dengan biaya yang cenderung murah dan terjangkau, menggunakan bahasa komunikasi baku untuk seluruh dunia, singkat dan padat. Sinyal CW masih dapat menembus tingkat propagasi yang cukup parah dimana SSB memerlukan tambahan 500 – 1.000 watt yang belum tentu juga dapat berkomunikasi. Tidak membuat seisi rumah juga tetangga kita berteriak-teriak sumpah serapah, karena gangguan sinyal yang dihasilkan tidak mengganggu dan merusak alat-alat elektronik.

Jika anda monitor frekuensi atau melihat DX Cluster, akan selalu terlihat lebih sering Country dan Entity baru yang muncul DXing untuk anda bukukan kedalam Log Book. Pada Low Band seperti 160 meter, 80 meter, mode CW menjadi penentu cepat dan mudahnya amatir menambah jumlah country dan entity DXCC. Begitu pula bagi Siaga, yang terbatas baik frekuensi maupun mode yang diijinkan, mode CW menjadi primadona dan lebih mudah untuk mendapatkan piagam DXCC. Hebatnya, hanya mode CW lah yang dapat menguasai seluruh selang-selang frekuensi yang diperuntukan bagi amatir radio.

Di beberapa belahan dunia, mengakui dan menyadari bahwa kode Morse adalah awalan bagi terciptanya mode-mode lain. Dan dapat dipastikan kode morse adalah cikal bakal dari keberadaan amatir radio, karena mode yang pertama kali berkumandang di dunia amatir radio adalah mode CW.

Saat ini CW bisa dikatakan masuk dalam kategori seni yang unik, tidak semua amatir dapat menikmati seni yang terkandung didalamnya. Hanya yang mempunyai minat akan seni yang akan tertarik untuk mengetahui, mendalaminya sekaligus menikmati dan mendapat manfaatnya.

“Kalau tidak dipecahkan ruyung, manakan dapat sagunya”


Untuk dapat ikut menikmati seni yang terkandung dalam kode Morse, hanya dibutuhkan minat, niat dan disiplin yang lebih. Karena semua yang dibutuhkan untuk membantu anda memahami seni tersebut banyak tersedia gratis dan bebas untuk dipergunakan. Anda hanya perlu waktu beberapa saat mengunduh semua software yang tersedia di internet. Jika ada waktu lagi beberapa saat, anda dapat menjelajah alamat-alamat situs yang menyediakan bahan bacaan khusus kode Morse sekaligus instruksi dan cara membuat perangkat-perangkat sederhana yang dibutuhkan untuk memancar dalam mode CW, jika anda sudah siap.

you'll never forget it, once you learn it.


Daftar Bacaan

1. The meaning of CW : Is CW an Archaic Relic of the past ? by Ed sieb, VA3ES

2. Why is Morse Code Still Used ? : by Bill Patton - WY3A

3. Why Learn and Use CW ? : by Bill Weindhardt – W9PPG

4. The Advantages of CW ; by John – EI7GL

5. A Basic CW Operating Manual : Compiled by Dan Stegner – KC0BU from FISTS CW Club

6. A Beginners Guide to CW QSO Procedures : by Bernard – G3PNH

7. A Beginner’s Guide to Making CW Contacts : by Jack Wagoner – WB8FSV

8. Ethics And Operating Procedure for The Radio Amateur : John Devolder – ON4UN, Mark Demeuleneere – ON4WW, Alih bahasa : Bejo Arismunandar – YB0EAH

9. The RST Reporting System : Donald I Butler - N4UJW

10. The RST (Readability-Strength-Tone) System : Jeff A Dinkins - AC6V

11. The Art and Skill of Radio-Telegraphy : William G. Pierpoint – N0HFF

12. www.learnmorsecode.com

13. http://en.wikipedia.org/wiki/Morse_code

14. http://en.wikipedia.org/wiki/Samuel_Morse


The Amateur's Code by Paul M. Segal, W9EEA

1. CONSIDERATE

2. LOYAL

3. PROGRESSIVE

4. FRIENDLY

5. BALANCED

6. PATRIOTIC


The original Amateur's Code

was written by Paul M. Segal, W9EEA in 1928.