BELAJAR DXPEDITION
KELAS IOTA
Oleh : YD1XUH
Akhirnya tergaruk juga rasa gatal
untuk berbagi cerita pengalaman beberapa waktu yang lalu dalam ber “DXPEDITION”
di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, dalam bentuk cerita ringan ini.
Pada
saat itu saya sedang asyik masyuk mendengar alunan merdu tone yang keluar dari
program MorseCat dan menuliskan satu demi satu ke selembar kertas, ya pada saat
itu saya sedang mengulang mendengar bunyi tone untuk mempersiapkan diri dalam
lomba menerima kode morse yang akan diselenggarakan oleh ORDA Lampung yaitu
“Saburai Ham Festival”. Ditengah-tengah keasyikan tersebut, sayup terdengar
suara “SMS” sampai beberapa kali bergema. Akhirnya saya putuskan untuk
menghentikan latihan dan segera membaca “SMS” tersebut.
Ternyata datang dari seorang teman yang
dijuluki “Menakertrans”nya ORARI, dalam pesannya terbaca jika dia menawarkan
kepada saya untuk ikut serta sebagai operator
tamu dalam sebuah ekspedisi IOTA yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 Maret sampai dengan 26 Maret 2012.
Agak sedikit “Galau” juga membacanya karena kegiatan tersebut bersamaan dengan
apa yang sedang saya persiapkan untuk mengikutinya, sekaligus saya tidak
mempunyai sedikitpun pengalaman sebagai salah satu anggota ekspedisi besar
macam itu. Sementara hal lainnya adalah merelakan apa yang disebut rekan saya
(YC1BNY) adalah “terima gaji” dari akhir suatu lomba.
Dalam tempo beberapa detik saja, akhirnya saya memutuskan untuk menjawab pesan tadi. Segera saya pijit tuts pada keyboard HP, dengan mengetikan “siap bos, berangkaaaaat…” dan segera saya kirimkan kembali kepada OM Pri dengan Call Sign yang sudah tidak asing lagi di kancah DXer Indonesia yaitu YB0ECT.
Untuk
mengurangi kegalauan, dengan segera saya menelusuri alamat-alamat situs yang
berisi tentang “sesuatu” serta semua informasi DXPedition maupun IOTA
DXPedition itu sendiri, sambil mencoba untuk merelakan tidak gajian pada
kesempatan lomba kali ini.
EKSPEDISI
AMATIR RADIO (DXPEDITION)
Yang dimaksud dengan
dx-pedition adalah suatu kegiatan amatir radio yang terencana dan pasti untuk
mengudara pada band-band amatir radio diluar tempat;daerah;wilayah seorang
amatir radio tersebut mengudara kesehariannya.
Ekspedisi amatir radio ini dapat
dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian besar, yaitu :
1.
Dxpedition
2.
Contest Expedition
3.
IOTA Expedition
Adapun tujuan dari dxpedition ini
biasanya adalah untuk :
1. Mengudara dimana tempat;daerah;wilayah tersebut
belum pernah ada amatir radio mengudara sebelumnya
2.
Mengudara pada tempat;daerah;wilayah tersebut
sangat jarang sekali amatir radio nya mengudara
3. Mengudara dimana tempat;daerah;wilayah tersebut
baru saja atau akan didaftarkan sebagai Country atau Entity baru pada
badan/lembaga yang berwenang atau kompeten pada Country atau Entity tersebut
seperti ARRL (DXCC Desk)
4. Mengudara karena amatir radio tersebut sengaja
datang ke tempat;daerah;wilayah tersebut karena liburan atau tugas yang
diembannya
Mengacu pada
kata DXpedition diatas ada baiknya saya coba untuk memperjelas dahulu
arti yang dikandung dari kata tersebut. DXpedition terdiri dari dua kata yang
dikawinkan yaitu antara DX dan Expedition. Dimana dua kata tersebut mempunyai
kandungan arti sendiri-sendiri kemudian dikawinkan, sehingga menjadi satu
kesatuan arti.
DX dalam banyak
literature amatir radio adalah singkatan dari Distance “X” yang mengandung
arti suatu kegiatan amatir radio
berbasis komunikasi jarak jauh. Komunikasi tersebut terjalin antar
sesama amatir radio yang masing-masingnya terpisahkan oleh jarak yang jauh
bahkan diharapkan diluar dari lingkungan Country atau Entity amatir radio itu
sendiri. Kepuasan dari kegiatan DX tersebut biasanya apabila komunikasi terjadi dengan amatir radio yang
mempunyai jarak terjauh dari tempat kita mengudara, dengan Country atau
Entity yang jarang terdengar. Apalagi kita bekerja hanya dengan peralatan
sederhana, hal terpenting lain yang dapat memuaskan kita apabila kita
didukung oleh propagasi yang baik pada saat mengudara.
Expedition yang dalam bahasa Indonesia dituliskan sebagai ekspedisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai banyak definisi, salah satunya didefinisikan sebagai perjalanan penyelidikan ilmiah di suatu daerah yang kurang dikenal.
Kegiatan ini dipelopori oleh presiden
ARRL Robert W. Denniston. 1948 Mr
Denniston DX-pedition adalah ke Bahama
dan disebut "Gon-Waki" ala
Thor Heyerdahl "Kon-Tiki" ekspedisi tahun sebelumnya. Ada perdebatan antara siapa yang dapat disebut pertama
dalam menyelenggarakan dxpedition, sebab sebelumnya ada perjalanan, di mana amatir radio yang ber dxpedition tersebut mungkin memiliki kualifikasi sebagai
DX-peditions. Contohnya adalah perjalanan dari Kaimiloa sekunar, yang
melakukan perjalanan Pasifik Selatan pada tahun 1924. Sepanjang perjalanan pemilik kapal mengudara sebagai operator radio amatir dan mengadakan komunikasi, serta
mengirimkan
kartu QSL nya untuk, para
peneliti di
Amerika Serikat.
|
Setelah
sedikit membekali diri dengan memenuhi memori sebagian otak dengan berbagai hal tentang dxpedition, maka
agak sedikit “pd” lah
saya. Sehingga pada undangan rapat pertama (bagi saya, karena sebelumnya
panitia telah mengadakan rapat pendahuluan) untuk membahas persiapan-persiapan,
saya tinggal menambahkannya pada memori bagaimana seharusnya sebuah dxpedition
dikelola dengan tepat dan benar.
Bahasan
rapat : pengumpulan kelengkapan peralatan dan pengirimannya
ke
lokasi, Rapat di kediaman YB0KVN. Foto : YB0KVN
TAHAPAN
UNTUK DXPEDITION
Ada beberapa
tahapan yang selayaknya dilalui oleh amatir radio apabila mempunyai minat
ingin mengadakan dxpedition dan agar tidak bias dan memudahkan pelaksanaan,
selayaknya pula tahapan tersebut disusun dan ditetapkan sejak awal.
Penyusunan tahapan tersebut terdiri dari banyak faktor yang diringkas menjadi
satu kesatuan yang tak terpisahkan. Faktor-faktor yang terpenting tersebut,
antara lain, :
1.
Faktor tempat;daerah;wilayah berdasarkan Geografi, sehingga dapat diketahui
akses sulit mudahnya ke tujuan maupun pada saat mengudara.
2. Faktor Geopolitik,
faktor ini dapat dijadikan indikasi sulit mudahnya dalam pengurusan
perijinan. Juga apakah sudah terdapat Reciprocal Aggrement antara Negara kita
dengan Negara tujuan.
3. Faktor Ekonomi,
dengan mengetahui ketersediaan dana dapat disimpulkan seberapa besar
dxpedition ini akan dilakukan. Banyaknya jumlah anggota ekspedisi, banyaknya
band slot dan mode, banyaknya peralatan yang akan dibawa, transportasi,
akomodasi, dapat disesuaikan dengan faktor ekonomi tadi. Hal lain adalah
sponsorship atau dukungan dana pihak lain, yang bisa saja berhubungan dengan
kegiatan, tempat, alat yang digunakan.
4. Faktor Manusianya,
adalah faktor yang sangat penting karena akan sangat mempengaruhi keberlangsungan
dxpedition tersebut. Dibutuhkan manusia yang terbukti mempunyai kualifikasi
dan kualitas rekam jejak baik dan lebih di dunia keamatir radioan dari
rata-rata amatir radio yang ada, serta mempunyai keahlian lain diluar dunia
amatir radio, tingkat penguasaan diri yang tinggi. Dan lain sebagainya.
5. Faktor Amatir
Radio, faktor ini berhubungan dengan admistrasi tempat;daerah;wilayah
tersebut dalam hal catatan di ITU ataupun catatan Country atau Entity dalam
penomoran maupun tanda panggilan yang diakui Dunia International yang
dikerjakan oleh ARRL (DXCC Desk). Apabila sebuah pulau atau kepulauan
biasanya penomoran diberikan oleh penyelenggaranya yaitu RSGB.
6. Faktor Komunikasi
kegiatan, faktor yang sering dianggap sepele, tapi seandainya hal ini digarap
serius, silahkan buktikan, tujuan dan target yang akan dicapai, akan
terlampaui.
7. Faktor Manajemen,
penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran dengan
kepemimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya organisasi dxpedition.
8.
Dan masih banyak lagi.
Setelah dapat menentukan
faktor-faktor yang paling berpengaruh, maka segera disusun tahapan kerja
untuk mewujudkan pelaksanaan. Tahapan yang dimaksud, ialah :
1.
Tahapan I : Penetapan tempat;daerah;wilayah serta
waktu ekspedisi, pengurusan perijinan, RAB (rancangan anggaran belanja),
penyusunan proposal, penetapan anggota panitia kerja, penyusunan jadwal kerja
panitia,
2.
Tahapan II : Pelaksanaan kegiatan tahapan sesuai
jadwal yang telah dibuat. Pengumpulan peralatan, pengumpulan dana, rapat-rapat
koordinasi, penyusunan jadwal operasi/kegiatan mengudara di lokasi penyusunan
redaksional serta jadwal dan tempat untuk mengkomunikasikan kegiatan.
3.
Tahapan III :
Pelaksanaan kegiatan sesungguhnya, pemberangkatan tim advance untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan, pemberangkatan
tim sampai pada kegiatan mengudara.
4.
Tahapan IV : Pengumpulan data dan penyusunan
laporan akhir.
Ø Tahapan
tersebut diatas adalah ilustrasi, tahapan sesungguhnya dapat dibuat dan
disesuaikan kebutuhan masing-masing ekspedisi.
|
Setelah
melalui beberapa rapat-rapat singkat dan berbobot, maka sampailah kepada
waktunya pengiriman peralatan yang dibutuhkan melalui jalur ekspedisi laut dengan
menggunakan KM Ciremai dengan perkiraan perjalanan untuk sampai di lokasi
(Tual/Langgur) sekitar 10 (sepuluh) hari.
Suasana packing di
kediaman YB0KVN. Foto : YB0KVN
Dua minggu setelah keberangkatan peralatan
menuju lokasi, tepatnya tanggal 16 Maret 2012, diberangkatkanlah Tim Advance
yang bertugas untuk mempersiapkan seluruh kebutuhan yang menyangkut kegiatan
mengudara, seperti pemasangan antenna, pembagian kelompok (shack) berdasarkan
band, kelistrikan dan lain sebagainya. Kelompok advance ini terdiri dari :
YB0JS, YB1CCF, YB1MH, YC0VKI, YC0LLY, YD1GCL, YD1MRI, YD1ORZ
YB0KVN sebagai
team leader ekspedisi memimpin doa bersama
Dalam melepas
keberangkatan tim advance. Foto :
YB0KVN
Selang satu hari, tepatnya tanggal 17
Maret 2012, menyusul pula YC0LOW beserta YD1JZ berangkat menuju lokasi, untuk
segera bersatu dengan kelompok advance membantu mempersiapkan segala
sesuatunya, terutama OM Jo (YC0LOW) sebagai punggawa Top Band Indonesia yang
tentunya rekam jejak beliau amat dibutuhkan untuk berdirinya suatu stasiun Top
Band dalam kegiatan ekspedisi kali ini.
Beberapa hari setelah kedatangan
kelompok advance di lokasi, terdengar kabar dari YB0AZ, bahwa beliau sudah
dapat berkomunikasi dengan YB0JS dengan laporan 59 pada mode SSB. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kerja kelompok advance telah berhasil dan
telah siap untuk menunggu kedatangan kelompok berikut, yang kebanyakan adalah
operator. Dibawah ini adalah rekam gambar hasil kerja kelompok advance yang
cukup membanggakan seluruh peserta ekspedisi.
80 Meter Band,
Wire Dipole dengan ketinggian 12 mdpl
Foto : YD1XUH
40 Meter Band, Tubing
Dipole, dengan ketinggian 12 mdpl
Foto : YD1XUH
10 Meter Band, Tubing
Yagi 3 El, dengan ketinggian 10 mdpl
Foto : YD1XUH
15 Meter Band, Tubing
Yagi 3 El, dengan ketinggian 9 mdpl
Foto : YD1XUH
30 Meter Band, Tubing Yagi 4 El.
Dengan ketinggian 11 mdpl
Foto : YD1XUH
17 Meter Band, Tubing Yagi 3 El.
Dengan ketinggian 10 mdpl
Foto : YD1XUH
20 Meter Band, Tubing
Yagi 3 El. Dengan ketinggian 8 mdpl
Foto : YD1XUH
160 Meter Band, TX Full Size Dipole,
dengan ketinggian 19 mdpl
Foto : YD1XUH
6 Meter Band, Tubing 2 El, dengan
ketinggian 12 mdpl
dan Vertikal 3 Band, sebelum hilang tersapu angin
Foto : YD1XUH
Akhirnya sampai juga giliran saya
untuk berangkat bersama kelompok operator, pada tanggal 19 Maret 2012 pukul
01.40 saya sudah berada di dalam cabin Lion Air B 737 – 900 ER, yang akan mengantar sampai ke Bandara
Pattimura, Ambon. Perjalanan ditempuh kurang lebih 3,5 (tiga setengah) jam
udara, tidak saya rasakan lagi karena sudah pindah ke mode “on sleep”.
Pukul 07.30 Waktu Indonesia Timur,
saya menjejakkan kaki untuk pertama kali di tanah Ambon Manise. Kemudian menuju
ruang tunggu untuk berganti pesawat lebih kecil, yaitu menggunakan Wings Air
jenis ATR 72 – 500.
Tampak pesawat yang
akan membawa saya ke Langgur
baru saja
mendarat. Foto :
YD1XUH
Setelah menempuh perjalanan kurang
lebih 1,5 (satu setengah) jam udara, maka sampailah saya beserta rombongan di
Pangkalan TNI Udara, di Dumatubun, Langgur. Meski disambut hujan rintik-rintik,
tidak menyurutkan kaki dan rasa untuk segera bergabung bersama rekan-rekan yang
telah sampai lebih dulu.
Pangkalan TNI Udara
Dumatubun, Langgur hanya dilayani
Oleh 2 (dua) maskapai
penerbangan umum;Wings dan Trigana
Foto : YD1XUH
Beberapa saat kemudian saya beserta
rombongan telah meninggalkan Pangkalan TNI Udara Dumatubun menuju Posko Utama
dari kegiatan ekspedisi ini. Posko tersebut adalah kediaman dari Bapak Jon
dengan Call Sign YB9YZ, beliau juga sekaligus pencetus ide dan sponsor terbesar
bagi terselenggaranya kegiatan ini. Entah apa jadinya seandainya Bapak Jon
tidak terbersit ide tersebut, kemungkinan besar tidak akan terjadilah kegiatan
sebesar ini. Terimakasih Pak Jon….
Pak Jon – YB9YZ
berfoto dengan Rekan-rekan dari SDPPI
Foto : YB1PR
Pukul 10.30 WIT, sayapun akhirnya
duduk di halauan kapal motor dengan kapasitas 8 penumpang menuju Pulau Ohoiew,
dengan menempuh 10 menit perjalanan laut, tiba juga di Pulau Ohoiew untuk bergabung
bersama rekan-rekan kelompok advance. Kekaguman muncul menyaksikan keindahan pulau
tersebut, paru-parupun terasa lega menghirup bersihnya oksigen sekitar tanpa
sedikitpun polusi menyertai.
Terdapat 2 (dua) lokasi ruang operator
(shack) selama kegiatan ini dengan jarak antara shack sekitar 100 (seratus)
meter, yaitu shack yang disebut Low Band Station yang mengoperasikan 160 Meter
Band, 80 Meter Band, 40 Meter Band dan tambahan 10 Meter Band, dengan operator
YC0LOW, YB1CCF, YD1JZ, YD1GCL, YC1KAF serta YD1ORZ, YD1MRI sebagai teknisi
Sedang shack lainnya disebut High Band Station yang mengoperasikan 15 Meter Band, 12 Meter Band, 17 Meter Band, 20 Meter Band, 30 Meter Band, 6 meter Band, dengan Operator YB0JS, YB0AZ, YB0ECT, YB1MH, YB1GJS, YC0TSU saya sendiri YD1XUH serta YC0VKI, YC0LLY sebagai teknisi.
Low Band Station
Foto : YD1XUH
High Band
Station
Foto : YD1XUH
Kedua stasiun kerja tersebut di dukung
oleh kekuatan sumber tenaga dari sebuah pembangkit listrik pada awalnyan dengan
kekuatan 3 KVA, sayang sekali terjadi sedikit permasalahan pada selang injeksi
sehingga menyebabkan tersendatnya perolehan jumlah QSO, dengan tidak bekerjanya
pembangkit tersebut untuk beberapa waktu. Namun segera didatangkan kembali oleh
Pak Jon, sebuah pembangkit cadangan dengan tenaga yang lebih kecil tapi cukup
untuk mengobati sedikit kekecawaan sebelumnya.
Pembangkit listrik utama
yang tidak bertahan lama, disamping
pembangkit
listrik cadangan. Foto : YD1XUH
PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN SARANA
PENDUKUNG
Sarana pendukung yang dimaksud
disini adalah peralatan standar diluar dari perangkat pemancar, Peralatan
tersebut, seperti :
1. Laptop : Setiap laptop yang digunakan agar disamakan
dahulu waktu yang tertera pada monitor dengan waktu setempat, juga agar
disamakan untuk setiap laptop yang digunakan. Laptop yang digunakan agar
tidak dipindah tempat selama kegiatan berlangsung. Menjaga hilangnya data dan
terlewatnya data pada saat pengumpulan data hasil QSO.
2. Kabel konektor dari laptop ke pesawat, biasanya merek
Bafo yang sering digunakan. Kabel ini menghubungkan antara terminal USB dari
laptop ke DB9, kemudian dari DB9
dihubungkan dengan jack stereo ke terminal Keyer di radio, untuk SSB
dihubungkan ke terminal mick.
3.
Kunci Ketuk (keyer) : disiapkan seandainya terjadi
hang pada laptop pada saat Pile Up. Dapat juga dipergunakan berbarengan
dengan menghubungkankannya dengan terminal jack stereo sebelum masuk ke
terminal keyer radio
4.
Headphone : Gunakanlah alat ini pada saat
mengudara, disamping tidak mengganggu
rekan lain, anda sendiripun dapat lebih berkonsentrasi
5. Alat tulis : digunakan untuk mencatat apabila terjadi
kesalahan dengar, atau ada pesan yang disampaikan.
6.
Alat-alat lain yang dirasa perlu untuk mendukung
kegiatan
|
Sore hari tanggal 19 Maret 2012, saya
mencoba untuk memastikan peralatan berfungsi sebagaimana mestinya, antenna,
pesawat radio maupun laptop dengan cq cq menggunakan YD1XUH/8. Sebanyak 96
stasiun baik dari EU, JA, OC, AS dapat saya bukukan kedalam Log, sayang memang
saya hanya bekerja hanya beberapa menit saja dan pada satu frekuensi saja, yaitu 15 meter band. Tapi itupun
sudah cukup memastikan bahwa besok pagi pukul 00.00 UTC tanggal 20 Maret 2012,
kami semua sudah siap untuk melayani amatir radio dari seantero jagad.
Tepat pukul 00.00 UTC tanggal 20 Maret
2012, maka dimulailah perburuan QSO dengan amatir radio seluruh dunia pada High
Band, diawali dengan big pile ups dari JA land sampai-sampai terbentuk wall
yang sulit ditembus dari NA, AS maupun region lain.
YB0ECT dengan SSB, YD1XUH dengan CW mendapat
perhatian serius dari YB9YZ. Foto : YB0KVN
SOFTWARE PENDUKUNG
Ada banyak
software yang dapat digunakan untuk mendukung jalannya kegiatan ini, software
tersebut digunakan untuk membuat jadi mudah, cepat dan akurat. Bahkan
seandainya jaringan internet terdapat disekitar arena kegiatan maka Online
Log bukan tidak mungkin akan selalu update real time, sehingga dapat di
monitor oleh amatir seluruh dunia dan memudahkan mereka untuk melihat apakah
mereka sudah masuk kedalam log atau belum.
Dari sekian banyak software yang
ada, pada kegiatan ini hanya digunakan beberapa saja, dengan asumsi bahwa
setiap operator telah terbiasa menggunakannya. Software tersebut, adalah :
1.
N1MM : untuk membukukan setiap QSO, dan diseragamkan
pada setiap perangkat laptop yang digunakan.
2.
HRD Log : digunakan untuk membukukan keseluruhan hasil
QSO kemudian di upload pada Online Log
3.
Logger 32 : digunakan pada saat pengumpulan seluruh
hasil QSO pada setiap perangkat Laptop yang digunakan
|
Crew Low Band Station,
besiap untuk mengudara
pada 12.00 UTC, 20
Maret 2012. Foto : YD1XUH
Seiring dengan telah tingginya
matahari, mulailah sedikit berkurang jumlah QSO yang dapat dibukukan pada band
tertentu di High Band, untuk sesaat saya dapat beristirahat meluruskan tubuh
sambil memberi kesempatan darah mengalir merata ke seluruh tubuh.
Pemanfaatan waktu luang amat dibutuhkan untuk beraksi
pada saat aksi
berikutnya.
Foto : YD1XUH
Hari terus berlalu, tidak terasa telah
memasuki hari kelima bertepatan dengan 24 Maret 2012. Jumlah QSO yang dibukukan
telah melebihi tebak-tebakan sebagian anggota ekspedisi. Ada yang menebak QSO
akan dibukukan tidak lebih dari angka 10.000 qso, ada yang dengan argumentasi
pengalaman ekspedisi sebelumnya hanya berani menebak dibawah 12.000, ada yang
dengan argumentasi propagasi dan kondisi cuaca hanya berani menebak juga tidak
lebih dari 12.000 qso yang dapat dibukukan.
Mungkin hanya saya yang tidak punya beban untuk menebak jumlah total qso minimal
14.000 dan maksimal adalah 20,000 qso. Memang saya tidak dan belum
mempunyai pengalaman sama sekali ikut dalam kegiatan ekspedisi apalagi sebesar
ini. Tetapi paling tidak saya mencoba untuk menebak dengan melihat kenyataan
yang ada pada saat kegiatan berlangsung. Tebakan saya tersebut didasari, pada :
1.
QSO
berlangsung pada 10 band, simultan, semua mode
2.
Peralatan
yang digunakan lengkap, besar, dan canggih begitu juga antenna
3. Letak
antena yang persis di tepi pantai, bahkan sebagian terletak diatas air laut
apabila pasang naik. Serta instalasi antenna yang dilakukan akan minimal
terjadi interferens
4.
Tim
Teknis yang telah sangat berpengalaman
pada bidangnya
5.
Operator
yang diikut sertakan mempunyai rekam jejak yang baik dan mumpuni
6.
Tim
pendukung lengkap, dengan Tim Leader yang mumpuni pada bidangnya
7.
Call
Area 8 sangat ditunggu, karena sangat jarang sekali mengudara
8.
Ada
program Diamond DXCC, yang hanya satu kali ini saja, dalam tahun ini (2012)
saja diterbitkan award tersebut.
Dengan jumlah sebanyak 8 (delapan)
kemungkinan tersebut saya tidak punya beban untuk menebak dengan gagahnya bahwa
jumlah akhir qso adalah 20.000, ha….ha….ha… beberapa rekan yang mendengar
tebakan saya sedikit mengernyitkan dahi “mungkin dalam hatinya berkata;sok bener,
belum punya pengalaman aja belagu; dasar YD (yangki ‘dongo’)” he…he….he….he….he….. piis… aahhh….
Sayang memang sungguh sayang, dengan
terjadinya beberapa kali pembangkit listrik mengalami kerusakan, menghambat
perolehan qso. Kemungkinan jumlah akhir qso lebih dari 21.500 qso akan
tercapai, apabila kendala tersebut tidak terjadi.
Sepasang
“Bangau” sebutan untuk burung dari keluarga Ciconiidae
tengah
asyik masyuk bercengkerama. Foto : YD1XUH
Ada hikmah dibalik kesulitan, dan
persoalan. Nyatanya pada saat tidak mengudara terjadi pertukaran pengalaman dan
lebih saling mengenal lebih dalam antar sesama anggota ekspedisi, ada pula yang
menyempatkan diri untuk berjalan-jalan menikmati pemandangan, berfoto ria. Ada
juga tim memancing yang digawangi oleh Pak Sugeng YB0SGF dan Pak Rivat YD0RVT,
mungkin karena sibuk memancar kami jarang melihat hasil tangkapan mereka.
Birgus
Latro adalah nama latin kepiting kenari, semakin berkurang
jumlahnya,
karena banyak diburu untuk disantap. Foto: YD1XUH
Selagi masih ada waktu beristirahat,
saya pun mencoba ikut menjala bersama warga sekitar dengan memanfaatkan waktu
air pasang menuju surut. Beberapa hasil tangkapan menggunakan jala terlihat
pada foto dibawah.
Ikan beraneka
jenis hasil jala penduduk. Foto :
YD1XUH
Sambil menunggu saatnya beroperasi kembali
pembangkit listrik, rekan-rekan teknisi memindahkan peralatan memancar ke
bungalow yang ada di pulau dan hal itu telah dilakukan sebagian pada hari
sebelumnya. Untuk mempersiapkan keikut sertaan YB8Y dalam ajang kontes dunia
CQWW WPX mode SSB. Sementara frekuensi yang tidak masuk dalam rules kategori
kontes tetap mengudara dalam mode cw.
Waktupun terus berlalu, qso demi qso
terus dibukukan terutama dari ajang kontes CQWW WPX. Dan haripun mendekati
akhir dari kegiatan. Saya salut terhadap semua anggota tim ekspedisi ini,
karena tidak ada satupun yang mengeluh dan hebatnya lagi gelak tawa selalu
berkumandang serta senyum selalu terkembang pada setiap anggota ekspedisi dalam
mengisi setiap hentakan detik yang berlalu.
YC0LOW
sambil bercengkerama sambil berpikir untuk mencipta
Puisi
yang akan ditayangkan pada blognya.
Foto : YD1XUH
Sampailah jua pada ujung hari
selesainya kegiatan ekspedisi ini, maka dimulailah kerja untuk membereskan dan
merapihkan semua peralatan yang telah digunakan. Pada waktu ini tidak
terkotak-kotak lagi kerjaan kelompok karena semua anggota ekspedisi ikut
terlibat untuk bekerja bahu-membahu.
YD1MRI
jarang bicara entah malu atawa sariawan belum jelas
yang jelas kerjanya membanggakan
tim. Foto : YD1XUH
Semua bahu-membahu merapikan
peralatan.
Foto : YD1XUH
Setelah semua peralatan dikumpulkan
dan sebagian sudah di bungkus rapih, maka anggota yang akan meninggalkan pulau
pada hari ini (26 Maret 2012) segera menyiapkan diri. Sementara anggota yang
masih berada di pulau adalah kelompok teknisi dengan satu sisa tugas untuk
menyiapkan semua peralatan untuk dikirim kembali ke Jakarta melalui Kapal
Ekspedisi KM Ciremai.
Dan akhirnya merekapun akan segera bertolak kembali ke Jakarta untuk berkumpul kembali bersama keluarga. Dengan satu atau lebih harapan dapat segera kembali mengulangi kegiatan ini pada tempat dan saat yang berbeda. Seandainya bisa pun melewati pencapaian yang telah di catat dan dihasilkan oleh YB8Y IOTA DXpedition 2012 ini.
Pengabdian
yang tidak sia-sia, melalui hobipun kita dapat berkarya
dan mengabdikan diri untuk Tanah
air. Foto : YD1XUH
Kegiatan Ekspedisi dengan
hasil yang agak sulit untuk
diulang dan dikejar. Foto :
YD1XUH
R E K A N – R E K A N O P E R A T O R :
YB0AZ – WISNU YC0TSU – LAILY YB1CCF – YON
YC0LOW – JO
YB1GJS – JELL
YD1JZ – JOZ
YB0ECT – PRI YD1GCL – DANU YB0JS – SUR
YC1KAF –
TERRY YB8VM – MARTIN YB8XM – YOPPY
YB1MH - TATANG JA1PBV - ITO YB9YZ - JON
Dengan cuaca yang agak lebih ramah,
saya beserta rombongan menuju Pangkalan TNI Udara, Langgur untuk segera
mengangkasa menggunakan Wings Air menuju Bandara Pattimura, Ambon. Setelah
transit beberapa saat di Ambon kemudian terbang kembali yang ternyata harus
berganti pesawat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makasar. Sedikit tertunda untuk
segera bertemu cintaku dan buah hatiku di rumah.
Tak sedikitpun rasa lelah dan jenuh menghinggap sesampainya dirumah kembali, malah badan rasanya bertambah bugar karena telah berjumpa kembali dengan keluargaku. Karena yang pasti buah dari kegiatan kemarinlah yang membuatnya, dengan perolehan hasil 20.344 qso final, membuat angka tersebut mau tidak mau, suka tidak suka menjadi patokan awal bagi rekan-rekan di YB Land yang ingin menyelenggarakan ekspedisi sejenis.
Semoga menjadi semangat rekan-rekan lain bahkan diri saya sendiri, untuk berpikir bahkan berencana mengadakan ekspedisi lain, sehingga membuat Amatir YB Land beserta titik-titik batas negaranya tetap utuh dan diakui tanpa ragu sebagai milik dari Bangsa dan Negara Indonesia.
Untuk hasil QSO secara utuh dan
keseluruhan dapat Anda lihat pada YB8Y.com, sebagai website resmi YB8Y IOTA
DXpedition.
Salam sejahtera,
73 de YD1XUH
JANGAN TINGGALKAN JEJAK, KECUALI KENANGAN